Banyak Orang Indonesia yang Diadopsi Warga Negara Belanda, Saat Ini Mencari Ortu Kandung

Penulis : Ryan

Editor : Redaksi

Berantas.co.id, Jakarta – Manusia memang banyak mengalami drama kehidupan yang bermacam – macam, seperti cerita fiksi dalam Film Tarzan atau Mowgli yang diasuh oleh sekawanan kera di hutan, namun ada juga cerita nyata yang dialami Marina Chapman, seorang perempuan asal Kolombia yang mulanya diculik oleh sekelompok penjahat kemudian dibuang di hutan dan diasuh dan dan dibesarkan oleh sekelompok kera.

Bicara anak manusia yang diasuh oleh orang yang bukan orangtua kandung mereka memang banyak, ada diantaranya berjalan bahagia, tapi banyak juga yang kurang elok bila diceritakan, saat ini beberapa anak asli warga Negara Indonesia yang diasuh oleh orang Belanda dan dibawa ke Nederland.

Dalam rentan waktu antara tahun 1974 hingga tahun 1983 banyak bayi Indonesia yang diangkat anak oleh Warga Negara Belanda dan dibawa ke Nederland, tinggal dan besar disana, saat ini merka rata – rata sudah berkeluarga, saat ini juga mereka berkeinginan untuk bertemu orangtua kandung yang melahirkan mereka.

Herlina adalah salah satu dari sekian banyak anak orang Indonesia yang diangkat anak oleh orang Belanda, Herlina memiliki keinginan yang sangat kuat untuk bertemu dengan orangtua kandungnya, hal ini dilakukan Herlina dengan melakukan pencarian melalui seorang turis guide Polly Tehupuring, Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Surabaya Jawa Timur.

Menurut penuturan dari Polly, orangtua kandung Herlina yang bernama Yoric dan Haryati menurut informasi terakhir pada tahun 1979 tinggal di Gg. Ambar Rt. 04/0017 kelurahan Jelambar Baru kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat, dikatakan Polly, saya pernah menyerah melakukan pencarian di kelurahan dan di kecamatan, yang menjadi kendala adalah, tidak semua orang di kantor kecamatan dan kelurahan wellcome terhadap saya, ujar Polly.

Ditambahkan Polly, dilapangan memang banyak hambatan yang saya temui, tidak koorporatifnya Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, mereka tidak bersedia memerikan informasi dan data terkait orangtua kandung Herlina, “Saya berharap Kementrian Pemberdayaan Perempuan maupun intansi terkait lainnya bias memberikan solusi, sehingga orang – orang yang diadopsi tersebut bias bertemu dengan orangtua kandungnya.

Comments

comments