Penulis : Ana J
Berantas.co.id – Jakarta.- Lembaga swadaya Masyarakat yang menamakan dirinya KOMJU (Komite Masyarakat Jakarta Utara) sebagai inisiator penggerak aksi dibawah koordinator saudara Apek Saiman senin (23/07/2017) kemarin melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor walokota Jakarta Utara.
Dalam tuntuntannya, saudara Apek yang mewakili keluhan masyarakat Jakarta Utara khususnya kecamatan Koja dimana mereka sudah resah dan jengkel akibat kemacetan bertahun – tahun yang disebabkan oleh truck juga kontainer yang setiap hari lewat di jalur antara lain yaitu, jl RE. martadinata sampai dengan kampung bandan dan pelabuhan sunda kelapa arah pluit. Arah timur sampai jl raya cacing. Arah selatan jl yosudarso sampai itc cempaka mas. Dimana jalan keluar masuk pintu pelabuhan, jelasnya.
Penyebabnya tentu kurang pengawasan dan tindakan petugas di lapangan, karena kouta container makin meningkat perlu juga di usulkan untuk diberlakukan jam operational khusus kendaraan truck contohnya seperti yang di Surabaya, Waktu operasionalnya dibedakan dengan waktu padat masyarakat lalu lalang jam berangkat atau pulang kantor/sekolah.
Di Surabaya antara jam 6 s/d 9 pagi dan sore jam 15.00 s/d 8 18.00 sore container tidak boleh lewat jalur itu. “Apek Saiman menambahkan, ada juga solusi lain yaitu lewat jl. Tol yang akses keluar masuknya langsung ke pelabuhan. tapi sayangnya tiketnya mahal sehingga supir juga tidak mau lewat tol. Pemerintah seharusnya wajib mengintervensi pengelola tol untuk menurunkan tarif khusus truck itu, pungkas Apek kembali.
Bisa dibayangkan bagaimana macetnya Jakarta Utara, bila satu unit kontainer dengan panjang lebih kurang sekitar 14 meter dan setiap harinya bisa mencapai 1000 unit yang melalui jalan tersebut dan itu efektif dalam 15 jam kerja ada kemungkinan juga bisa lebih banyak lagi jumlahnya, parahnya lagi bukan hanya jalan – jalan besar utama saja yang dilalui oleh truck – truck tersebut tapi mereka juga melalui jalan ruas pemukinan warga seperti jalan plumpang semper hingga kampung tugu,Karena disepanjang jalan itu ada terdapat 30 pool truck container yg tidak memiliki ijin resmi dan setiap hari hilir mudik, sekitar 800 s/d 1000 unit perhari, belum di wilayah lainnya yg tersebar di jakarta utara.
Penyebab Tata kelola serta pengawasan yang dari pemerintah setempat membuat penyebab kemacetan parah tersebut.
“Apek, menghimbau agar pemda segera mengambil tindakan yang tegas juga cepat, sudah seharusnya dibuat pool bersama di suatu titik agar kontainer – kontainer tersebut dapat mudah diawasi. Dan melarang adanya pool kontainer di sekitar pemukiman warga. Sekaligus agar dibuat Tim pemantau lalu lintas agar kedepannya lebih progresif, “pungkas Apek.
Aksi massa yang di hadiri lebih kurang dari sekitar 500 orang ini terdiri dari beberapa elemen antara lain LSM, Ormas dan warga Jakarta Utara.
Dan saat mereka Audiens ke kantor wali kota Jakarta Utara, mereka diterima oleh wali kota yang baru yaitu bapak Syamsuddin Lologau M.si , wali kota mengatakan ” akan segera mencari solusi yang terbaik untuk masalah tersebut.