Sumber: Bidang Pembinaan Rutan Kelas IIB Garut Jabar
Berantas.co.id – Garut – Bulan suci Ramadhan kali ini ada yang beda di Rutan Garut Jawa Barat, pamparan daun pisang sebagai alas nasi luetan untuk disantap bersama para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menandakan indahnya kebersamaan.
Acara menyambut bulan suci Ramadhan yang digelar di aula Rutan Garut, Jum’at (11/4) dihadiri para pejabat Rutan Garut, jawatan, keluarga petugas Polsuspas, staft, ratusan WBP. adapun penceramah di datangkan seorang dosen STAIPI Garut, DR. Agus Lukman.
Dalam sambutannya, Kepala Rutan Kelas IIB Garut, Sukarno Ali mendorong kembali kesadaran untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan sang Khalik.
Munggahan atau yang sering disebut keramasan ini bukanlah pertama kali diadakan di Rutan Garut. Program pembinaan ini sebagai salah satu bentuk ukwah Islam guna mensucikan hati.
“Berbekal dari apa yang telah kita agendakan, selama bulan Ramadhan nanti, diantaranya kami mengajak para WBP untuk tadarusan hataman Al Qur’an, buka bersama keluarga yang kami buka seminggu sekali dengan waktu setiap hari Kamis, serta pembagian Takjil oleh para petugas ke WBP. “Papar Ali
Dengan Tema ‘sucikan hati, Raih bulan penuh pengampunan’ telah menjadi icon Munggahan Rutan Garut Jawa Barat setiap tahunnya.
Dalam ceramahnya, DR. Agus Lukman memaparkan lima (5) keunggulan di bulan suci Ramadhan, yakni: Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan turunnya ayat suci Al Qur’an, bulan tempatnya umat Islam berkumpul, bulan penuh do’a dan bulan penuh pengampunan.
“Mensucikan hati dengan rasa syukur dan pertebal ibadah. Jadikan di bulan suci Ramadhan kali ini sebagai langkah awal kembalinya kita dalam keadaan fitrah.” Jelas Agus.
Ditempat terpisah, Kasubsie Yantah Rutan Kelas IIB Garut Hardi Yus Yudianto saat dikonfirmasi awak media mengatakan Kegiatan ini memang menjadi satu keharusan dan kita harus selalu berikan motivasi aktif sebagai penyemangat bagi para WBP, apalagi Munggahan ini sebagai bentuk syukur kita dalam menyambut bulan Ramadhan yang penuh pengampunan.
Hal senada juga dikatakan Pembina Kerohanian Rutan Garut Averoes Muhamad. Dikatakannya ketidak imbangan manusia adalah lupa akan rasa bersyukur. Dalam satu tahun hanya ada satu bulan yang mendapatkan kemuliaan Allah, yakni bulan suci Ramadhan.
“Acara Munggahan tadi menandakan betapa kecil dan tak berdayanya kita di mata sang pencipta, maka dengan rasa syukur, terbentuklah kebersamaan dan saling memaafkan.” Tutup Averoes.