Pemilihan Ketua DPC Muslimat NU Kabupaten Bogor Diduga Melanggar AD/ART

Penulis : Tim

Editor : Redaksi

 

Berantas.co.id, Bogor — Pemilihan ketua Muslimat NU kabupaten Bogor beberapa waktu yang lalu dan ketua DPC kabupaten Bogor Hajah Anita terpilih kembali menjadi ketua DPC Muslimat NU kabupaten Bogor untuk kedua kalinya secara aklamasi.

Terpilihnya kembali Hj. Anita sebagai ketua DPC Muslimat NU kabupaten Bogor ini disinyalir sarat dengan permainan kotor, pasalnya pada pemilihan tersebut, menurut sumber yang sangat dapat dipercaya dan tidak mau disebutkan namanya ini, bahwasannya para anggota yang hadir pada saat pemilihan tersebut dibatasi hanya 40 orang saja, dikatakan sumber media ini, para pemilih yang hadir pada saat itu adalah orang-orang dekat dan bentukan baru sang ketua terpiliih yaitu Hj. Anita.

Daftar Pac yang hadir

Data yg hadir bukan orang2 PC yg memegang SK tapi PC dadakan yg baru di bentuk kurang lebih 2 bulanan
Lanjut dia, anehnya para pemilih yang hadir tersebut adalah mereka yang Surat Keputusannya (SK) baru dibuat beberapa minggu sebelum pemilihan, kata dia, SK tersebut sampai dengan saat pemilihan atau sampai saat ini pun belum pernah ditunjukan oleh ketua terpilih secara aklamasi, Hj. Anita. tandasnya.

Masih menurut sumber, pemilih – pemilih tersebut dikasi ongkos sebesar 300 ribu oleh Hj. Anita, lanjut dia, selama periode pertama kepemipinan Hj. Anita, kami merasakkman tidak adanya transparansi dari Hj. Anita, pasalnya, masih menurut sumber yang tidak dapat kami sebutkan namanya ini, semua program Hj. Anita bertolak belakang dengan program dari DPP Muslimat NU. tegasnya.

Ditambahkan sumber, pada saat pemilihan kemarin, Hj. Anita cuma teriak, “apakah semua setuju saya melanjutkan kepemimpinan saya untuk 5 (lima) tahun kedepan”, ujar sumber meniru ucapab Hj. Anita ketua terpilih secara aklamasi, lanjut sumber, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muslimat NU, pemilihan ketua Muslimat NU harus dilakukan secara demokratis, yakni semua anggota pemegang SK harus hadir, dan pemilihan tidak bisa dilakukukan secara aklamasi, terangnya.

Masih menurut sumber, soal pengelolaan dana, setiap kali ada dana yang diturunkan dari pusat, disinyalir kuat tidak untuk menjalankan program, dikatakan sumber, kami mencurigai Dana tersebut dibagi – bagi dengan kelompoknya. tegas sumber.

“Selama periode pertama kepemimpinan Hj. Anita, dia tidak pernah mengunjungi anggota yang di wilayah timur, seperti daerah Jonggol kesana”, lanjutnya, Hj. Anita hanya berputar – putar di wilayahnya saja, yakno wilayah barat. ujarnya.

Sementara itu ketua terpilih Hj. Anita, ketika dihubungi oleh media ini melalui telekomunikasi selularnya mengatakan, saya ditunjuk oleh anggota yang hadir saat pemilihan kemarin, kata dia, bukan saya yang menunjuk diri, jelasnya.

Lebih lanjut dia mengomentari terkait money politik, Hj. anita mengatakan, kalau yang namanya money politic itu dibagikannya sebelum kompercab, lanjut dia, tapi ini setelah itu ada pengantian uang transport, dan ada titipan salam dari mamang saya 200 ribu per-PAC, itupun dibagikannhya setelah kompercab, jelasnya, itu hanya tanda terimakasih saya, alhamdulillah para PAC mau menghadiri Komeprcab. tandasnya.

 

Ditambahkannya, saya menjadi ketua bukan hanya di Muslimat NU, tapi juga di Puperla Lintas Agama, sebagai Ketuanya, terang dia, jadi saya membawahi Organisasi Fatayah, Organisasi Aisyiah, Organisasi dari Kristen, Katolik, Hindu, Buudha, Kong Hucu, dan juga Organisasi Gereja, (namun khusus yang terakhir tidak dijelaskan secara terperinci tentang nama organisasi gereja-red), ditambahkannya, kemarin waktu workshop lintas Agama, setelah Workshop ada pemilihan, nah semua memilih saya. pungkas Anita.

Comments

comments