Penertiban PKL di Tanah Abang Ricuh, Satpol PP Dilempari Batu dan Kayu

Penulis : redaksi

Berantas.co.id, Jakarta – Penertiban sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat oleh Satpol PP pada Kamis (17/1/2019) siang, berlangsung ricuh.

Bahkan, Satpol PP yang tengah melakukan penertiban, dilempar batu dan kayu oleh sekelompok massa. Berdasarkan video yang didapat oleh berantas.co.id, sejumlah petugas Satpol PP yang melakukan upaya penertiban rutin PKL yang masih mangkal di area terlarang di sekitar Jalan Jatibundar, diserang oleh sekelompok orang.

Massa yang sempat memanas ini berupaya melempari petugas Satpol PP menggunakan sejumlah batu. Beruntung, petugas kepolisan yang tiba di lokasi langsung membubarkan massa dengan memberikan tembakan peringatan.

Meski saat ini penertiban sudah dilakukan, para PKL yang sempat ditertibkan kembali menduduki lapak-lapak trotoar yang berada di Blok F Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Ningsih (40), salah satu warga, mengaku sempat shock melihat petugas Saptol PP dilawan massa. Dirinya yang saat itu berada di Blok G, akhirnya mengurungkan niatnya untuk ke Blok F saat kejadian.

“Parah tadi mas, itu massa nyerang kamtib, ampe dilempar-lembat batu, kayu. Banyak massanya tadi, itu kan dari stasiun ke arah Blok F,” Kata Ningsih.

Kata Ningsih, saat massa menyerang petugas Satpol PP, dirinya juga mendengar suara lima kali tembakan. Ia menilai tembakan tersebut dilakukan oleh petugas Buser yang berupaya membubarkan kericuhan tersebut.

“Denger suara tembakan tadi lima kali. Ya biasa buser, itu mau bubarin, serem, saya aja takut, makanya saya lari ke Blok G. Tadinya mau ke Blok F,” ujarnya.

Terpisah, Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono membenarkan hal tersebut. Ia mengaku saat ini keributan sudah diatasi.

“Iya benar, hanya ribut sedikit saja,” ucap Lukman.

Menurut Lukman, kericuhan tersebut terjadi karena para PKL mempertanyakan larangan berjualan di area yang tidak boleh lagi ditempati, membuat omzet mereka turun.

“Para PKL ini mempertanyakan kepada Satpol PP, karena mereka tidak bisa berjualan lagi di area larangan berjualan,” ungkapnya.

Comments

comments