Harun Korban Kebrutalan Oknum Aparat Kehilangan Nyawanya

Penulis : Tim Redaksi

Berantas.co.id, Jakarta – Seorang anak yang bernama muhamad Harun al rasid berumur 15 tahun yang ikut demo atas nama hak sebagai warga negara di temukan oleh Keluarganya dalam kondisi meninggal dunia kamis malam (23/5) info didapat dari rumah sakit Dharmais.

Awak media bertemu dengan paman korban bernama khorib di rumah duka jl duri mas I Ujung rt 09/10 no 81 duri kepa kebon jeruk jakarta barat.

Khorib paman korban harun menjelaskan bahwa keluarga mengetahui harun sudah meninggal dunia setelah mengecek ke beberapa rumah sakit akhirnya di rumah sakit dharmais di ketahui kalau korban harun sudah meninggal dunia dan jenazahnya berada di Rs Polri Kramat Jati karena tidak ada identitas diri.

Khorib paman korban langsung menuju ke ruang jenazah rs polri kramat jati. Sesampainya di sana khorib mendapatkan penjelasan dari penjaga ruang jenazah bahwa prosedur jenazah harun bisa di ambil jika membawa surat pengantar dari polres metro jakarta barat.

Khorib menuturkan bahwa menurut keterangan dari relawan Harun di temukan dislipi dalam kondisi tidak mengenakan kemeja hanya memakai celana pendek warna coklat.

Didalam suasana chaos anak itu terkepung sendiri, terlepas dari teman – temannya yang telah lebih dulu menyelamatkan diri.

Satu aparat memukul lalu yang lainnya lagi dan lagi, dengan tongkat kayu, pukulan tangan dan yang lainnya menginjak nginjaknya. Lagi- lagi dan lagi. Seakan tak puas, sampai meregang nyawa.

Tubuhnya luluh lantak, rasa sakit tak ada lagi. Nyawanya tercabut dengan paksa secara beramai ramai oleh aparat atas nama negara.

Ibu Harun, menerima anaknya dalam keadaan tak bernyawa. Hatinya pedih, segala harapan terhadap anaknya pupus. keberingasan telah menyiksa anaknya secara biadab. Para pelaku berdalih mereka perusuh. Para pendukung penguasa bersorak ramai lewat jari jarinya. Seolah kezaliman tak akan pernah mampir pada dirinya. Seolah keganasan itu hanya berlaku pada orang lain, seolah seluruh keluarganya pasti selamat. Seolah dengan mendukung penguasa, dirinya dan keluarganya akan terbebaskan dari segala musibah.

Manusia berfikiran normal tahu kalaupun perusuh tentu ada hukum untuk ditangkap dan diadili bukan dipukuli secara biadab ataupun ditembak. Apa lagi mereka yg dibunuh itu tak jelas siapa perusuh siapa yang bukan.

Namun mereka terlanjur meregang nyawa. Mereka yang berdemo menuntut hak, yang ingin meminta keadilan atas hak suaranya. Boleh diperlakukan bagaimana saja dengan dalih perusuh.

Mereka itu telah dikubur, dimakamkan dengan sejuta pedih.

Namun doa ibunya, doa ayah mereka, doa istri mereka, doa anak anak mereka, tak hanya mengantar kekubur namun juga melintasi langit.

Doa yang dipanjatkan kepada yang maha penghukum seadil adilnya.

Doa seorang Ibu yang tak mampu melawan negara yang dibentengi dan dibela habis habisan oleh mereka yang katanya orang pandai dan cerdas dengan beragam dalih.

Semoga pemilik langit dan bumi, menerima doa para ibu yang anaknya pulang dengan tidak bernyawa.

Comments

comments