Berantas.co.id, Papua – Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) diduga melakukan penyerangan terhadap para pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018).
Informasi yang diterima di lapangan, sebanyak 24 orang pekerja dikabarkan meninggal dunia dan sebanyak 10 orang berhasil menyelamatkan diri.
“Ada dua orang tukang berhasil menyelamatkan diri ke rumah salah seorang pendeta dan delapan orang menyelamatkan diri ke rumah salah satu anggota DPRD Nduga,” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (3/11/2018) malam.
Disampaikannya, para pekerja jembatan ini merupakan karyawan dari PT Istaka Karya, perusahaan BUMN yang beralamat di Jakarta dan Wamena, Kabupaten Jayawijaya untuk lokasi di Papua.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, saat ini aparat TNI dan Polri tengah berada di lokasi kejadian untuk mengecek informasi tersebut.
“Kami selalu siap untuk mengevakuasi para korban dan juga menangkap para pelaku,” kata Kamal, Senin (3/12/2018) malam.
Untuk diketahui, lokasi kejadian pembangunan jembatan penghubung antara Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupten Nduga, merupakan daerah yang tak memiliki akses komunikasi atau jaringan seluler.
Terbaru Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba mengungkapkan, pihaknya sudah menerima informasi mengenai adanya pekerja dari PT Istaka Karya (BUMN) sebanyak 31 orang dikabarkan tewas dibunuh kelompok KKB.
“Ya. Informasi 31 orang pekerja pembangunan jembatan Kali Yigi-Kali Aurak yang tewas dibunuh KKB sudah kami terima. Kami saat ini masih mengecek kebenaran informasi itu,” kata Reba, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Senin (3/12/2018) malam.
Reba menjelaskan, informasi awal yang mereka terima, sebanyak 24 orang dibunuh di kamp para pekerja.
“Jadi ada 8 orang sebelumnya dikabarkan berhasil menyelamatkan diri ke salah satu rumah keluarga anggota DPRD setempat. Tapi kabarnya tadi sore mereka dijemput dan dihabisi nyawanya. Hanya ada satu orang dari delapan itu yang informasinya berhasil melarikan diri,” ungkapnya.
Reba menyampaikan, malam ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan personel TNI yang berada di sana untuk melalukan evakuasi terhadap para korban.
“Kami berencana segera ke sana dengan kekuatan penuh. Kalau benar informasi itu, maka kami akan melakukan evakuasi dan juga menyelidiki para pelaku, untuk diproses hukum lebih lanjut,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (1/12/2018) sekitar pukul 20.30 WIT, Project Manager PT. Istika Karya paket pembangunan jembatan Habema- Mugi, Cahyo, mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Jhoni, Koordinator lapangan PT. Istika Karya pengerjaan proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi.
Akan tetapi, Cahyo yang menerima telepon, tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon tersebut.
Selain itu, kepolisian juga mendapat informasi, terakhir sekali PPK Satker PJN IV PU Bina Marga, Minang Tobing, melakukan komunikasi dengan koordinator lapangan pekerjaan jembatan Jhoni, Sabtu (1/12/2018).
Sementara itu, informasi dari pos Satgaspamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, Jumat (30/11/2018) pukul 04.00 WIT, tercatat 1 mobil Strada dengan supir berinsial MS dengan muatan BBM Solar milik PT. Istaka Karya menuju Camp Istaka Karya di Distrik Yigi.
Mobil itu membawa 5 orang pegawai dan tiba kembali di Wamena pada pukul 18.30 WIT.
Selanjutnya, Sabtu (1/12/2018) pukul 02.00 WIT, tercatat 2 mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya.
Pada Minggu (2 /12/2018) pukul 20.00 WIT 1 mobil Strada kembali ke Wamena dan pada Senin (3/12/2018), 1 mobil Strada kembali lajuran dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga.
Dari informasi, bahwa 1 mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena.
Mendapat informasi tersebut, Senin (3/12/2018) , personil gabungan Polri dan TNI yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya, AKP. R.L. Tahapary bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi Kabupaten Nduga.