Kesal Karena Sering Tidak Direspon Pengaduannya, Warga Rangkapan Jaya Baru Akan Uji Lab Air Sumurnya dan Laporkan Pengelola SPBU

Penulis: Yuli

Editor: Redaksi

 

 

 

Berantas.co.id, DEPOK – Warga Rt.001 Rw.013 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok mengaku sudah habis kesabarannya setelah lebih dari satu tahun air dari sumur rumahnya berbau BBM, bahkan saat ini baunya pun semakin menyengat.

Hal tersebut diakui Taking dan 3 warga lainnya yang masing-masing air sumurnya tidak dapat digunakan untuk kebutuhan masak dan minum karena mengandung bau BBM.

“Kalau untuk mandi ya terpaksa Kami pakai air itu, tapi kalau untuk minum dan masak Kami beli air isi ulang dan terkadang ambil air dari Mushola,”

“Kami sudah lebih dari tiga kali melayangkan protes ke pengelola SPBU yang posisi dinding SPBU nya pas menempel dengan tembok rumah kami, sayangnya tidak ada respon. Kami bukan menuduh, tapi setidaknya dari pengelola SPBU bisa terjun langsung mengecek laporan kami tersebut supaya tidak dibilang meng ada-ada kalau air dari sumur kami memang berbau BBM,” ungkap Taking diamini Rahmat Hidayat dan dua warga lainnya yang hadir saat wawancara berlangsung.

Senada dengan Taking, Rahmat Hidayat menyatakan bahwa dirinya bahkan diantar RT dan RW sudah beberapa kali menyampaikan keluhannya ke pengelola SPBU yang berlokasi di Jalan Raya Parung Bingung arah Masjid Kubah Mas Depok itu.

“Idealnya yang namanya air sumur itu tidak berbau dan berwarna alias netral, tapi disini bisa dilihat sendiri untuk warna tetap jernih tapi berbau, dan baunya itu khas sekali dengan bau bensin, nanti abang bisa tes sendiri deh buktiin,” ungkap Rahmat Hidayat.

“Sejak awal kami tinggal disini sebelum ada pom bensin, semua baik-baik saja, gak ada masalah dengan air dari sumur kami. Awalnya cuma ada satu sumur saja, karena ada bau bensin, jadi kami coba bikin sumur baru hingga ada empat sumur, ternyata semuanya berbau bensin, dan yang paling menyengat baunya ya sumur yang paling tua, kalau sumur yang lainnya kadang menyengat kadang tidak,” lanjutnya.

“Kemarin hari rabu, karena sudah terlalu sering dicuekin dan tidak ada tindakan apapun, akhirnya saya datang lagi ke pom bensin dengan nada memaksa supaya mereka mau tanggung jawab, akhirnya mereka datang dan menfasilitasi untuk uji lab dulu ke Sucofindo dan masih menunggu hasil sekitar 12 hari, tapi itupun hanya uji lab soal layak tidaknya air untuk dikonsumsi, bukan uji lab untuk mengetahui kandungan air yang menyebabkan jadi bau,” beber Rahmat Hidayat.

Lebih lanjut, keempat warga tersebut menyatakan akan menguji juga air sumurnya ke laboratorium lain yang memang khusus untuk mengetahui kandungan apa yang menyebabkan air sumurnya itu berbau.

“Walaupun jelas ini indikasinya bau BBM, tapi kita juga tidak mau menuduh, namun kalau memang ternyata nanti hasil lab nya positif mengandung BBM, ya kita akan tuntut dan laporkan pihak pengelola SPBU biar ada tanggung jawabnya,” tandasnya.

Sementara itu, saat KM akan mengkonfirmasi ke pihak SPBU, salah seorang staf kantor yang ditemui enggan memberikan komentar dan mengarahkan supaya langsung konfirmasi ke Manajer.

“Nanti saja hari Senin sama Manajer nya pak, karena kalau Sabtu Minggu beliau libur tidak kesini,” jelasnya.

Comments

comments