Penjelasan Zona Daerah Terkait COVID-19, 24 Juni 2020, di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Penulis : Rony

Editor : Redaksi

Berantas.co.id – Selamat pagi,
Salam sejahtera buat kita semuanya, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam kebajikan. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air, Kita harus menyadari bahwa ancaman COVID-19 ini belum berakhir.

Bahkan beberapa hari terakhir ini penambahan kasus positif COVID-19 masih meningkat di beberapa daerah dan 1, 2, 3 provinsi masih tinggi angka positifnya. Masyarakatlah yang berperan besar dalam menekan jumlah kasus dan mencegah penyebaran COVID-19.

Untuk itu, meskipun sudah berkali-kali saya sampaikan, saya mengajak masyarakat untuk disiplin mengikuti dan mematuhi anjuran-anjuran yang sering kita sampaikan: gunakan masker, sering cuci tangan, jaga jarak yang aman, dan hindari kerumunan.

Saya minta juga agar masyarakat saling mengingatkan untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini yang harus terus kita lakukan, harus menjadi kebiasaan baru kita. Pandemi ini juga mendorong kita untuk membangun sebuah sistem informasi yang terintegrasi.

Kita sudah punya yang namanya Bersatu Lawan COVID-19 (BLC), dan sistem ini menjadi navigasi negara kita Indonesia dalam memahami perkembangan COVID-19 yang sangat dinamis setiap harinya, setiap minggunya, setiap bulannya. Dan melalui sistem ini, kita bisa menentukan zonasi tingkat penularan COVID-19.

Dengan sistem ini, juga kita bisa mengetahui berapa kabupaten, berapa kota, berapa provinsi yang berubah statusnya dari hijau menjadi kuning, dari hijau menjadi oranye, dari hijau menjadi merah, atau sebaliknya berubah dari merah menjadi oranye, dari merah menjadi kuning, dan dari merah menjadi hijau.

Dan saya sangat mengapresiasi gubernur, bupati, wali kota, satuan gugus tugas di daerah yang telah berhasil menekan kasus di daerahnya, menekan angka kematian di daerahnya.

Dengan sistem informasi yang terintegrasi tadi kita memiliki data-data dan setiap kebijakan-kebijakan yang kita lakukan selalu berdasarkan pada data sains, selalu juga meminta saran kepada para saintis, para ahli ilmu pengetahuan.

Seperti apa metode yang digunakan dan data-data yang ada, segera akan dijelaskan oleh Profesor Wiku Adisasmito, beliau adalah seorang guru besar yang mendalami kebijakan kesehatan terutama sistem kesehatan dan penanggulangan penyakit infeksi dan juga Doktor Dewi Nur Aisyah, beliau adalah doktor ahli di bidang epidemiologi dan informatika penyakit menular, doktor dan masternya dari Inggris.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.

Saya persilakan Prof. Wiku dan Dr. Dewi untuk menyampaikan. (Penjelasan Profesor Wiku Adisasmito dan Doktor Dewi Nur Aisyah) Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo) Terima kasih Prof. Wiku dan Doktor Dewi.

Tadi sudah sangat jelas apa yang disampaikan oleh beliau. Data-data yang kita miliki ini sangat komplet dan dari data-data itulah kita memutuskan kebijakan-kebijakan.

Sebuah daerah yang ingin masuk ke new normal juga melalui tahapan-tahapan data yang kita lihat, prakondisinya seperti apa, kemudian setelah prakondisi timing-nya kapan, kemudian juga prioritasnya di sektor apa, semuanya berdasarkan data-data yang kita miliki.

Tadi sudah dijelaskan data-data yang ada dan kita semakin optimis karena datanya semakin baik tetapi juga kita harus tetap waspada. Saya ingin mengulang lagi,

“Indonesia adalah bangsa yang besar dan berjaya, dengan gotong-royong, dengan kekompakan, dengan solidaritas antarmasyarakat sebagai modal utama, bersama kita saling menjaga, bersatu kita bisa.” Saya tutup.

Comments

comments