Penulis : Endin
Berantas.co.id, Garut – Sejumlah Warga Kembali mempertanyakan keberadaan Gedung pedagang kaki lima (PKL) yang lokasi di jl. Guntur, kel. Ciwalen, Garut kota. Pasalnya semenjak dari diresmikannya oleh bupati garut H. Rudy Gunawan, SH, MH, MP hingga memasuki tahun Ke- 3 ini gedung tersebut masih saja kosong, belum menampakan aktifitas transaksional sebagaimana yang diharapkan adanya bahkan terkesan terlantar.
Menurut salah seorang aktifis dari Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan TNI-POLRI (GM- FKPPI) garut, Alam Surahman, “Sebenarnya itu tinggal kesadaraan dari para warga pedagang kaki lima (PKL) sendiri sebagai penerima manfaat, kalau dari Pemerintah sendiri dengan terwujudnya bangunan tersebut dengan mewahnya dan kokoh saya menilai itu sudah hebat bahkan boleh dikata luar biasa. ” Begitu tanggapannya saat dimintai keterangan mengenai gedung PKL pada sebuah acara di wanaraja, minggu (1/12)
Dari keterangan yang berhasil kami himpun, alasan dari para warga PKL yang tidak mau mengisi Gedung tersebut salah satunya karena lokasi bangunan yang dinilai kurang ramai atau sepi, “ungkap Alam.
Menurutnya, adapun langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan oleh pihak pemkab garut yaitu dengan cara menempuh pendekatan persuasif dan secara terus-menerus terhadap para warga pedagang kaki lima yang berada di zona merah atau kawasan terlarang, ini ditempuh agar supaya mereka sadar bahwa gedung yang dimaksud itu adalah memang peruntukkannya yang sesuai dengan peraturannya.
Apabila memang situasi lokasi masih sepi sebetulnya banyak cara yang bisa diupayakan bersama para pihak, misalnya dengan menampilkan unsur entertainmen untuk menciptakan suasana yang diselaraskan dengan situasi yang diharapkan, “paparnya menambahkan.
Seandainya itu masih belum bisa merangsang minat relokasi bagi para pedagang kaki lima, maka kami akan mencoba untuk menawarkan konsep kepada para pihak dengan maksud dan tujuan maksimalisasi dan optimalisasi asset daerah dalam hal ini gedung PKL, salah satunya untuk menggairahkan, optimalisasi dan maksimalisasi bangunan tersebut kita usulkan untuk dijadikan central pembinaan dan pelatihan kreatifitas warga dan bursa kreasi warga masyarakat garut sehingga memiliki prospek transaksional yang tinggi.
Konsep yang ditawarkan tersebut memang belum ada didaerah lain, misalnya Konsep Wisma Kreasi Kabupaten Garut. Itu kami tawarkan sebagai sebuah solusi yang inovatif, “kata Alam menuturkan.
Konsep Wisma Kreasi dinilai dapat memberikan manfaat yang tinggi dan luas bagi para penerima manfaat maupun jasa para penerima manfaat atau pengunjung gedung tersebut. Optimisme atas fenomena pasar tersebut akan berdampak sekunder bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Wisma Kreasi ini merupakan konsep yang akan mengakomodir berbagai macam potensi kreasi yang menjadi kreatifitas warga. Selain itu, Konsep wisma kreasi ini dikonsentrasikan sebagai Central pembinaan/pelatihan kreatif, Central kreatifitas produksi kreatif dan sebagai sekaligus sebagai Central transaksi kreasi bagi para pelaku usaha kreatif disini.
Alam berharap konsep wisma kreasi ini dapat dijadikan wahana pembinaan – Pelatihan kemandirian dan kewirausahaan yang mencetak SDM dan Menumbuhkan kader generasi milineal yang kompentitif ditengah pasar global, “paparnya dengan rinci
Kesimpulannya, *Wisma Kreasi* ini Kami tawarkan guna mendongkrak maksimalisasi dan optimalisasi manfaat atas keberadaan gedung PKL, Medina melalui pemberdayaan, Pembinaan – Pelatihan Kemandirian dan Kewirausahaan bagi warga sehingga terbentuklah wadah kreasi dari kreatifitas yang memiliki daya jual bagi warga binaan hingga terorientasikan kepada akses produktif dan transaksional bagi warga binaan yang dimaksudkan dari keberadaan wisma kreasi ini yaitu dapat mendongkrak optimisme pembangunan dan memberikan manfaat kepada pasar, masyarakat luas, selain itu akan terbentuk dampak sekunder yang positif bagi lingkungan sekitar.
Konsep *Wisma Kreasi* Kami tawarkan sebagai solusi yang Evaluatif, Korektif, Produktif dan Prospektif bagi pembangunan, ” pungkas Alam menutup dengan kesimpulan.
Sementara itu ditempat terpisah calon aggota DPRD Garut dari DAPIL Garut 2, Wini Winarti, S.Sos, S.Pd menyampaikan tanggapannya, “Coba dimatangkan lagi mau dibawa kemana arah untuk pemantapan lokasi gedung PKL ini, apakah diwacanakan ke centra industri kuliner saja, atau diwacanakan sebagai homogen perekonomian satu atap kewirausahaan rakyat berbasis modern dibawah manajemen konsep wisma kreasi.
Di garut belum ada tempat mangkal makan atau kuliner yang memiliki ciri khas, murah meriah, bisa di kunjungi berbagai kalangan kelas ekonomi. Andai yang ditawarkan tadi menjadi opsi didalam memfungsikan gedung PKL harapan saya gedung PKL tersebut menjadi satu titik ciri khas garut agar orang yang berkunjung, utamanya yang berasal dari luar daerah akan nyaman untuk menikmati selama berada dikota garut, “harap Wini.
Kalau menjadi centra bursa kreasi kreatifitas warga kabupaten garut, itu bisa dijadikan ajang pengembangan kearifan lokal dengan cara mengakomodir kreatifitas dari setiap kecamatan untuk ditampilkan secara bergantian mengisi sesi entertainmen daripada konsep wisma kreasi tersebut, para pemuda-pemudi yang memiliki talenta kreasi kreatif seperti seni musik, tari, seni rupa, drama, opera dan yang lainnya boleh unjuk kreasi di wisma kreasi ini agar dapat lebih memberi nilai jual yang tinggi terhadap komoditas yang terdapat di wisma kreasi tersebut, ” ungkap Wini menyarankan dan mendukung positifas potensi yang ada di garut.
Dengan begitu wisma kreasi ini berpotensi tinggi untuk menjadi pusat rekreasi belanja kreasi, centra bisnis kreasi, pusat kreasi seni dan budaya yang memiliki nilai pasar, nilai jual juga menjadi tempat nongkrong anak-anak muda kreatif sehingga para orang tua pun menjadi nyaman untuk menikmati suasana wisma kreasi yang memiliki animo pasar yang tinggi dengan daya jual yang terjangkau, dengan begitu gedung PKL melalui wisma kreasi optimis bergairah dan tidak akan mati suri lagi. Luar biasa, pokoknya amazing garut, “papar Wini menutup percakapan penuh antusias.