FIS dan FPP Minta Masyarakat Jangan Takut Ambil Program Pemerintah

Penulis : Redaksi

Berantas.co.id, Jakarta – Forum Indonesia Satu (FIS) menggelar dialog dan deklarasi dengan mengangkat tema ‘Pemilu Aman dan Damai Menuju Indonesia Yang Kuat dan Cinta Negeri’, bertempat di Restoran Raden Bahari, Jakarta Selatan, Rabu (30/01/19).

Hadir dalam acara tersebut ialah Ketum FIS (Arief Ikhsan), Dewan Penasehat FIS (Endro Sudarmo), Ketum Forum Penegak Pancasila FPP (Gondo Margono) dan Ricky dari FPP. Arief mengatakan FIS merupakan organisasi masyarakat yang cinta damai dan cinta NKRI dan konsen terhadap dinamika sosial demi terwujudnya persatuan dan kesatuan berbhineka tunggal ika berasaskan Pancasila.

“Kami merangkul semua elemen baik aktivis, tokoh agama, tokoh pemuda, kaum milenial, ibu-ibu, akademis dan pelajar,” kata Arief

Termasuk konsen dalam menolak isu-isu yang tidak bertanggungjawab atau lebih marak disebut hoax. “Sebentar Iagi kita akan menyambut pesta demokrasi bangsa yaitu pelaksanaan Pemilu 2019 yang akan dilaksanakan serentak pada 17 April 2019. Masyarakat Indonesia akan menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin yang terbaik. Dalam kacamata FlS, pemilu saat ini khususnya Pilpres terjadi sedikit pergeseran,” ungkapnya.

Arief menilai, norma-norma yang dilakukan beberapa orang (oknum) yang tidak bertanggungjawab. Masih ingatkah kita saat isu hoax yang disebarkan oleh Ratna Sarumpaet bahwa dirinya di aniaya tapi ternyata dirinya operasi plastik. Bahkan diawal tahun 2019 kita sudah digegerkan dengan isu 7 kontainer kertas suara yang sudah tercoblos salah satu Paslon.

“Ini adalah salah satu contoh yang tidak sehat dan keji dalam usaha membuat negara tidak kondusif, dan bertentangan dengan norma dan budaya bangsa Indonesia yang cinta damai. Namun jelas salah satu tujuannya adalah pembunuhan karakter salah satu Paslon,” tegasnya.

Baru-baru ini masyarakat juga dikejutkan dengan beredarnya Tabloid Indonesia Barokah, edisi Desember 2018 yang baru beredar dibeberapa Daerah.Tabloid tersebut diedarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

“Kenapa harus menyebarkan Tabloid yang isinya bukan malah mendinginkan dan mengakrabkan antara Paslon malah memprovokasi para pembaca, ada apa ini?”, tanyanya.

Apakah hal-hal seperti ini harus dilakukan, yang tidak sesuai dengan norma dan budaya lndonesia dan bahkan jelas-jelas melanggar hukum. Hal-hal yang disengaja diciptakan untuk membuat masyarakat bingung, umat terpecah dan mencederai demokrasi bangsa kita.

Kita ini warga lndonesia, sambungnya, “negara yang aman, cinta damai, cinta umat, bukan negara yang sedang dalam kekacauan atau perang. Kita jangan mau dibenturkan oleh pemberitaan dan isu yang tidak jelas dan sengaja dilakukan oleh kelompok dan orang yang memikirkan untuk kemenangan dirinya dan kelompoknya tanpa peduli kita semua masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Oleh karena itu marilah kita ciptakan iklim yang sejuk, aman dan damai menyambut pesta demokrasi pada bulan April 2019 nanti.

Kami dari Forum Indonesia Satu (FIS) yakin Pemilu ini akan sejuk, aman dan damai. Kami seluruh elemen dan komponen masyarakat akan senantiasa berperan aktif melawan segala bentuk isu perpecahan, isu sara, hoax dan lain sebagainya.

Ditempat yang sama Dewan Penasehat FIS yaitu Endro menyebut, bahwa Pilpres kali ini justru berbalik arah. Sebagaimana yang kita saksikan kali ini, banyaknya benturan oknum yang hendak mengacaukan pesta demokrasi.

“Saya sebelumnya melakukan survei dan penelitian ke beberapa daerah di Jawa Barat, mereka sebetulnya perlu pemahaman juga penjelasan akan adanya program pemerintah yang sama sekali mereka tak ketahui,” pungkasnya.

Maka saat saya berada disana sambil melakukan kegiatan pengobatan gratis, antusiasme masyarakat sangat membludak hingga ribuan yang hadir. Mereka juga perlu diberi penjelasan soal banyaknya program pemerintah.

Ia menceritakan, “saya katakan pada mereka untuk dapat program pemerintah jangan takut tidak kebagian, sebab program pemerintah sangat banyak. Untuk itu saya harap masyarakat membuka seluruh website pemerintah dan program apa yang ingin dijalankan di daerahnya,” tukasnya.

Saya juga menyesalkan adanya hoax yang secara sengaja memanfaatkan masyarakat daerah, karena kurangnya pemahaman akan adanya keterbukaan informasi soal program pemerintah.

Comments

comments